WEBINAR NASIONAL FAPERTA DENGAN TEMA “Pembangunan Pertanian Berbasis Agribisnis Era dan Pasca Covid 19” UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI – 8 Juli 2020
Opening Speech:
Prof. Dr. Ir. Zaenal Fanani, MS., IPU (Ketua Dewan Pembina Universitas Kahuripan Kediri)
Narasumber:
- Dwi Apriyanti Kumalasari, S.P., M.P (Dekan Fakultas pertanian-Universitas Kahuripan Kediri)
- Vela Rostwentivaivi, S.E., M.S.i (Kaprodi Agribisnis-Universitas Garut)
- Dr. Sujarwo, S.P., M.Sc (Wakil Dekan 1 Fakultas Pertanian-Universitas Brawijaya)
Moderator:
Dr. Rosihan Asmara, SE., MP (Staf Ahli Rektor Bidang Perencanaan-Universitas Brawijaya
Jumlah Peserta:
320 Peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia
Pelaksanaan :
Rabu, 8 Juli 2020, 10.00 – 12.30 wib
Live on Zoom, Live Streaming Youtube & Facebook
Information check https://tinyurl.com/WebinarKahuripanSeri4
Poin Materi yang disampaikan oleh Narasumber:
- Narasumber 1
Narasumber pertama ialah Dwi Apriyanti Kumalasari, S.P., M.P selaku Dekan Fakultas pertanian-Universitas Kahuripan Kediri yang menyampaikan “Pembangunan Pertanian berbasis Agribisnis Era dan Pasca Covid-19.
Pembangunan pertanian Merupakan suatu proses perubahan sosial. Status kesejahteraan meningkat, sosial, politik, budaya, lingkungan dan sumberdaya manusia meningkat akibat adanya perubahan, pertumbuhan, dan perbaikan.
Dalam kondisi covid-19 ini banyak sekali dampak yang dirasakan oleh berbagai bidang tak terkecuali bidang pertanian, maka untuk bidang pertanian diperlukan Tuntutan Kehigienisan produk pertanian, tuntutan kreatifitas penjualan bidang pertanian, kepercayaan masyarakat terhadap bahan pangan pertanian.
Adanya ketidakpastian pasar yang meliputi Harga, penjualan, produksi dan distribusi mempengaruhi terjadinya peningkatan impor bahan pangan yakni bawang merah dan putih, gula dan komoditas lainnya. Kemudian selain ketidakpastian pasar juga terdapat ketidakseimbangan pasar yakni dampak PSBB, harga dan produksi adanya ketidakpastian pasar ini haruslah dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan ekspor.
Dalam era covid ini maka perlu adanya pembangunan pertanian yang meliputi komoditas, pasar, teknologi, transportasi, alat produksi dan pendidikan maupun pelatihan.
- Narasumber 2
Narasumber kedua ialah Vela Rostwentivaivi, S.E., M.Si yang merupakan kaprodi Agribisnis di Universitas Garut. Vela menyampaikan “Agribisnis sebagai Buffer sektor Ekonomi saat Era dan Pasca Covid-19”.
Usaha pertanian merupakan usaha low risk dan bisa dilakukan oleh petani. Agribisnis merupakan serangkaian usaha bidang pertanian dari subsistem hulu, hilir, panen pasca panen, pemasaran, hingga pengolahan hasil pertanian. Kecenderungan petani masih memiliki bargaining power yang rendah, ditambah lagi harga Saprodi cukup tinggi, dan pengemasan masih minin dan cenderung konvensional.
Di era covid ada perubahan perilaku masyarakat mulai panic buyying, hambatan distribusi komoditas pertanian, pemerataan hasil pertanian kurang merata, Sedangkan komoditas pertanian cenderunh bersifat elastis dan supply cenderung tinggi mengakibatkan perubahan harga secara signifikan.
Hal tersebut juga dipengaruhi oleh penurunan daya beli konsumen akibat kenaikan angka PHK. Sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan percepatan distribusi komoditas pangan, penguatan kelembagaan dalam memfasilitasi pembelajaran petani, dan penambahan inovasi pengolahan hasil pertanian.
- Narasumber 3
Narasumber kedua ialah Dr. Sujarwo, S.P., M.Sc yang merupakan Wakil Dekan 1
Fakultas Pertanian di Universitas Brawijaya. Beliau menyampaikan “Pembangunan Agribisnis di Indonesia-Sebuah Perspektif Pemikiran”.
Covid 19 tidak merubah prinsip dasar agribisnis, namun diperlukan perubahan strategi prinsip agar tersampaikan pada bisnis pertanian. Perlu adanya 5P dalam pembangunan agribisnis sebagai tujuan bisnis People, planet, partnership, prosperity, dan peace. Sedangkan pembangunan pertanin berbasis agribisnis sebagai company report perlu memperhatikan input, output, income, dan impact.
Perlu pembangunan agribisnis orientasi pasar domestik dan pasar eksport dengan memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada di Negara Indonesia. Termasuk peningkatan olahan hasil pertanian beserta peningkatan jumlah wirausahawan bidang pertanian, sehingga akan meningkatkan pendapatan devisa Negara. (Nia)